Dulu saya pernah menulis ini di multiply, tapi karena datanya tidak sempat diselamatkan..maka hilanglah sudah tak berbekas, dengan keterpaksaan saya tulis kembali. Kenapa saya harus menulis lagi? "Gregetan" ya saya gregetan dengan teman, tetangga yang sok ngatur masalah urusan perumah tanggaan kami.
Kenal istilah "High budget-low budget" ini dari seorang dosen S2 saya dulu dan di benarkan di dalam bukunya pak Hermawan kertajaya yang judulnya New Wave Marketing. Beliau katakan bahwa saat ini perusahan harus kreatif dan bertanggungjawab dengan keuangannya, karena kondisi ekonomi negara yang tak menentu. Kalau dulu perusahan bisa jor-joran dengan buget besar untuk mendapatkan impact yang besar, maka sekarang perusahan harus berpikir keras dengan buget kecil-impact besar...tanpa mengurangi kualitas produk dan mengurangi kesejahteraan karyawan..
pegimana caranya?
Perusahan jepang banyak yang sudah menjalakannya, sebut saja Toyota...kalau kita denger merknya pasti laris manis di pasaran, kualitas pun tak mengecewakan, terus ngomongin internal perusahan such as kesejahteraan karyawan,.. beuhhh jangan ditanya lagi, konon orang kalau sudah kerja di sana nggak bakal tergiur untuk nyari lowker di tempat lain.
Bagaimana bisa?
Contoh lain diperusahan penerbangan sebut saja Air Asia..dengan low budgetnya tapi penerbangannya selalu laris manis, dengan harga tiketnya bak seharga kacang goreng. Yang sudah naik pesawatnya si Air asia ini, pastinya nggak mengecewakan bukan?
Bagaimana caranya, kok bisa sih low budget-impactnya besar?
Inovatif dan kreatif itu kuncinya dan cerdas memangkas biaya-biaya tak penting untuk dialokasikan ke biaya yang penting dengan impact yang besar...Kalau masih penasaran dengan kesuksesan Toyota dan Air Asia dan bagimana detail prosesnya, beli dan baca deh bukunya..Saya aja sangking penasarannya dibela-belain beli bukunya,hehehe...
Pada suatu ketika, dosen saya yang smart dan baik hati itu menantang kita di kelas cari dan berpikirlah contoh-contoh penerapan low-budget high impact disekitar kita...yang sudah berumah tangga juga bisa menerapkannya di keluarganya. Saya, salah satu emak teririt dari sebagaian emak-emak irit di dunia ini, tergerak untuk berpikir dan menjalankannya.
Apa saja? simak baik-baik...
Teman-teman suka minum susu, anaknya minum susu..harganya mahal kah?. Yang suka nonton TV lihat iklan susu pasti mupeng dengan khasiat susu yang bikin anak pintar, unyu-unyu dan mengemaskan.
Untungnya saya jarang nonton TV, waktu luang yang ada mending saya pergunakan untuk berselancar di dunia maya atau baca-baca buku*pencitraan emak sholehah..Balik ke susu ya, susu memang bagus buat kesehatan ( ga munafik) tetapi sebaik-baiknya kandungan susu yang ada di dalam produk tersebut, bukankah cointainnya itu sintesis, pakai pengawet, ada kimiawinya?
Bayar mahal untuk membeli susu cuma dapat yang sintesis mending beli bahannya terus kita olah sendiri..*pada kompakan jawab.."repot booo bikin susu sendiri", bukan, bukan bikin susu sendiri yang saya maksudkan, tetapi cari bahan-bahan yang mudah didapatkan dari mamang sayur yang lewat setiap pagi. Cari sayuran, ikan segar yang mempunyai kandungan serupa dengan susu, gizinya sama..khasiatnya sama, harganya lebih murah.
Kalau denger teman saya cerita, sebulan budget susu untuk tiga anak sampai di angka 2,7 juta..saya bersyukur dan sujud syukur untuk budget sekian dalam sebulan saya bisa alihkan ke angsuran mobil..*cihuyyy punya mobil baru. Jadi kalau ada tetangga bilang anaknya kurus kagak gemuk, soalnya emaknya pelit nggak ngasih susu..dalam hati saya menjawab *biarin yang penting anak gua nggak pernah sakit, gemuk sakit-sakitan emang enak*.
Sakit dan obat. Punya anak kecil memang rawan sakit. Prinsip saya tidak semua penyakit harus diberi obat. Di dalam tubuh kita sudah ada imun yang akan bekerja menangkal penyakit, penyakit yang disebabkan virus akan hilang sendiri seiring dengan waktu. Waktu arsad sakit kulit, yang setiap orang melihatnya pasti akan bergidik, emaknya mah santai aja dan kekeuh loh tak mengunjungi dokter. Pernah deh sekali tapi dapat dokter apes banget bayar mahal, ngomong mahal*alias mangut-mangut doang. Akhirnya si emak melanjutkan penjelajahan di dunianya si maya, searching dari satu situs,ke situs lain dengan keywords penyakit apa gerangan, obatnya apa biar cepat sembuh, ehh ditemukan obat mujarabnhya rebusan air daun sirih..boo tetangga sebelah punya daun siri, kenapa baru tahu sekarang.. akhirnya proses penyembuhan dimulai, 3kali pengobatan dengan daun sirih dan berkat doa-doa akung,uti dan kakak-kakaknya, diijabah lah oleh Alloh..akhirnya arsyad sembuh juga, Alhamdulillah...
Saya pernah baca buku, judulnya Alloh sang tabib, bagus loh isinya, penulisnya seorang dokter sholeh menurut saya, karena isi bukunya mengajak pembaca untuk beriktiar dengan pendekatan Ibadah ketika kita sedang sakit. Menurut si dokter yang nulis buku tsb, sakit bisa terjadi dikarenakan teguran dari Alloh, karena kita lalai menjaga tubuh, lalai bersedekah, lalai bersilaturahim, dsb...bagus banget semuan tulisannya bisa diterima dengan akal sehat kita. Jadi lagi-lagi buk-buk tetangga saya yang terhormat, dengar ya dengar.. "saya bukan pelit dan sadis, tidak membawa anak-anak saya ke dokter kalau mereka sakit". Kalau saya ke dokter cuma dikasih obat-obat kimiawi doang tapi nggak dikasih penjelasan yang gamblang tentang penyakit anak saya, ..sayang dong ahh, mending saya beli pulsa modem terus tanya deh sama si google tentang penyakit anak saya..(sebisa mungin saya selalu mencari obat herbal nyang dari tumbuh-tumbuhan..tak ada efek samfingnya). Kalaupun saya ke dokter cuma sebagai syarat untuk rujukan minta surat buat ke lab, jika panas 4 hari tak kunjung padam..dokternya pun saya cari dokter umum saja *si emak pelit tertawa guling-guling.
Bidan Vs dokter, kalau perusahan saya mengcover kesehatan untuk anak-anak saya, maka saya pergi ke dokter untuk imunisasi atau lahiran.Tapi kalau perusahan tidak memfasilitasi itu, maka saya pilih bidan saja. Alesannya lebih murah*nyegir kuda.
Teman saya berargumen "kalau saya nggak punya uang mah, tetep saya milih dokter..soalnya sekolahnyakan lebih mahal dan tinggi mereka daripada bidan"..iya sih emang bener ya, tapi ambil contoh saya aja ya..sekarang saya sudah sekolah ampe jenjang tinggi gini di S2 dan suami saya kekeuh-sumekeh nggak mau kuliah lagi, tapi kalau dibanding-bandingin saya dan si suami kenapa pengetahuannya masih jauhh pintar dibandingkan saya ya?
Anjing menggong-gong kafilah berlalu..tetangga berkomentar dan saya pasang kuping budek...
1 komentar:
setuju banget anjing menggonggong kafilah berlalu..:)
Post a Comment